Kamis, 25 April 2013

Validitas, Reabilitas dan Objektivitas



Penelitian dinyatakan sebagai sebuah kegiatan mencari kembali data yang setelah diolah dan dianalisa dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang dirumuskan. Sudah tentu jawaban yang dimaksudkan tersebut hendaknya dapat memberikan gambaran yang sebenarnya dari keadaan sasaran penelitian. Untuk itu penelitian harus memperhatikan sifat objektif dari kegiatan penelitiannya, yaitu suatu sifat yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Untuk mencapai objektivitas itu, penelitian harus menggunakan perangkat yang tepat guna, yang dalam bahasa penelitian disebut sebagai alat yang bersifat valid. Maksudnya adalah alat yang tepat dan tajam di dalam mengukur sesuatu yang ditelitinya. Untuk penelitian yang memiliki alat ukur yang valid, maka proses pengambilan kesimpulan menjadi tidak sulit dilakukan, namun apabila tidak, maka masih diperlukan proses pengecekan mengenai seberapa besar hasil penelitian itu menunjukan keadaan yang sebenarnya dari sasaran penelitian.
Dalam kenyataannya, untuk mendapatkan alat ukur yang memiliki tingkat validitas yang sempurna, tidaklah mudah. Oleh karena itu dalam penelitian diperlukan juga adanya proses pengecekan melalui penggunaan konsep reliabilitas, untuk melihat berapa besar kebenaran yang ditemukan dalam penelitian itu, jika dibandingkan dengan kebenaran yang terjadi dalam sasaran penelitian.
Peran Objektivitas, Validitas dan Reliabilitas Bagi Penelitian Kualitatif
Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari kebenaran. Untuk mendapatkan kebenaran tersebut diperlukan serangkaian langkah yang dapat menuntun peneliti untuk menghasilkan sesuatu yang tidak menyimpang dari keadaan yang sebenarnya dari sasaran penelitian. Serangkaian langkah tersebut antara lain meliputi langkah-langkah untuk mendapatkan objektivitas, validitas dan reliabilitas.
Untuk mendapatkan oyektivitas ini, para peneliti harus mampu menanggalkan subyektivisme, baik subyektivisme yang datang dari pihak peneliti, maupun subyektivisme yang datang dari sasaran penelitian. Agar objektivitas tersebut dapat diperoleh, maka para peneliti harus mampu menampilkan indikator atau alat ukur yang valid, dan sekaligus menggunakannnya. Dengan alat yang valid, yang tepat dan yang sesuai itu, maka peneliti akan terpandu ke arah perolehan hasil penelitian yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, atau paling tidak mendekati keadaan yang sebenarnya. Untuk mengetahui seberapa besar suatu hasil penelitian dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya, peneliti perlu pula melakukan cara-cara mengukur tingkat kepercayaan atau apa yang biasa disebut dengan istilah reliabilitas.
Dari beberapa contoh di atas menjadi dapat diketahui bahwa peran objektivitas, validitas dan reliabilitas sangatlah besar bagi tindak lanjut dari suatu hasil penelitian. Andaikata hasil penelitian tertentu hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan pun, maka sifat yang objektif, valid dan reliabel, tetaplah sangat diperlukan keberadaannya. Artinya, dunia teoretik pun sangat pula memerlukan konsep konsep objektivitas, validitas dan reliabilitas.

1.   Uji Validitas
Pengertian sederhana validitas adalah bagaimana memilih alat ukur yang sesuai dengan objek penelitian. Sebagai contoh; untuk mengukur berat kita dapat menggunakan timbangan. Jika Anda membeli buah semangka, maka kita akan menggunakan timbangan. Pun ketika Anda hendak membeli perhiasan seperti emas, Anda menggunakan timbangan pula.  Tentunya Anda tidak bisa menukar alat timbangan emas untuk menimbang semangka ataupun sebaliknya. Mengapa? Karena pemilihan alat tersebut berkaitan dengan akurasi terhadap hasil pengukuran. Demikian kira-kira perumpaan apa itu validitas. Rumusan yang sering digunakan dalam menghitung validitas adalah korelasi product moment dan untuk menguji validitasnya dibandingkan nilai hitung dengan tabel.
Untuk menguji validitas instrumen, yang umum digunakan adalah Korelasi Pearson (Korelasi Sederhana, Korelasi Produk Momen, Korelasi Momen Tangkar). Caranya dengan menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Nilai koefisien korelasi ini diuji signifikansinya. Dapat digunakan uji r atau uji t.
2.    Uji Reliabilitas
Statistik ini berkaitan dengan ukuran waktu dan keajegan alat. Sebagai contoh; Ketika Anda memilih penggaris sebagai alat pengukur panjang, maka penggaris ini harus menghasilkan pengukuran yang sama jika dipakai untuk mengukur panjang dan lebar kertas A4 (21 x 29,7 cm). Jika di beberapa tempat dan waktu tertentu Anda mendapatkan hasil berbeda dari hasil pengukuran kertas A4, maka itu artinya instrumen yang Anda gunakan belum Reliabel. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas ada beberapa pilihan tergantung dari jenis instrumen yang kita gunakan. Ada rumus split half/belah dua, guttman, Kuder-Richardson 20 (KR-20), KR-21, atau rumus Alpha Cronbach.
Yang diuji reliabilitasnya hanyalah pertanyaan-pertanyaan yang valid saja. Metode yang digunakan ada 2 macam, yaitu : teknik ukur ulang, dan teknik sekali ukur.
Teknik sekali ukur terdiri atas : Teknik Genap Gasal, Belah Tengah, Belah Acak, Kuder
Richadson, Teknik Hoyd, dan Alpha Cronbach.
a.   Teknik Ukur Ulang
Caranya pengukuran dilakukan 2 kali. Data hasil pengukuran pertama dan kedua dihitung korelasi Pearsonnya. Jika koefisien korelasi signifikan artinya instrumen tersebut handal.
b.    Teknik Genap Gasal
Caranya, pertanyaan dikelompokkan menjadi kelompok genap dan kelompok gasal. Kelompok genap dikorelasikan dengan kelompok gasal dengan korelasi Pearson. Selanjutnya nilai koefisien korelasi yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus korelasi genap gasal (r gg).
c.    Teknik Belah Tengah
Caranya butir pertanyaan yang valid diberi nomor urut bitir pertanyaan yang baru.,kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok. Jika butir pertanyaan yang valid jumlahnya ganjil, butir pertanyaan yang di tengah dikelompokkan ke kekelompok Iatau II. Kemudian kelompok I dan II dikorelasikan dengan Korelasi Pearson. Selanjutnya seperti cara genap gasal.
d.   Teknik Belah Acak
Caranya sama dengan teknik genap gasal dan belah tengah. Bedanya
pengelompokkan nomor pertanyaan yang valid dilakukan secara random (acak).
e.   Teknik Kuder Richardson
Teknik ini hanya cocok untuk pengukuran responden yang responnya berbentuk dikotomi, misalnya : benar salah, ya tidak, setuju tidak setuju, dan sebagainya. Teknik ini dasarnya juga menggunakan teknik korelasi.
f.    Teknik Hoyd
Teknik ini tidak mensyaratkan seperti Teknik Kuder Richardson. Teknik ini
perhitungannya menggunakan sidik ragam (Analisis V
ariansi).
g.  Teknik Alpha Cronbach
Teknik ini penggunaannya bebas seperti halnya Teknik Hoyd, dan analisisnya juga menggunakan analisis Sidik Ragam (Analisis Variansi).
h.   Analisis Faktor Konfirmatori
Metode ini yang terbaru untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen
pengumpul data yaitu dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori. Cara analisisnya dengan menghitung faktor louding yang mirip dengan korelasi antara indikator dengan variabel laten. Jika faktor louding setelah diuji dengan uji t signifikan, artinya instrumen tersebut valid, dan jika residu (error) yang diperoleh non signifikan, artinya reliabel. Selain memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas, juga hendaknya instrumen tersebut praktis untuk dilaksanakan, mudah dimengerti dan hemat biaya. 
3.Objektivitas
penelitian harus memperhatikan sifat objektif dari kegiatan penelitiannya, yaitu suatu sifat yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk mencapai objektivitas itu, penelitian Peneliti harus menggunakan perangkat yang tepat guna, yang dalam bahasa penelitian disebut sebagai alat yang bersifat valid. Maksudnya adalah alat yang tepat dan tajam di dalam mengukur sesuatu yang ditelitinya.
Untuk mendapatkan oyektivitas ini, para peneliti harus mampu menanggalkan subyektivisme, baik subyektivisme yang datang dari pihak peneliti, maupun subyektivisme yang datang dari sasaran penelitian. Agar objektivitas tersebut dapat diperoleh, maka para peneliti harus mampu menampilkan indikator atau alat ukur yang valid, dan sekaligus menggunakannnya. Dengan alat yang valid, yang tepat dan yang sesuai itu, maka peneliti akan terpandu ke arah perolehan hasil penelitian yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, atau paling tidak mendekati keadaan yang sebenarnya. Untuk mengetahui seberapa besar suatu hasil penelitian dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya, peneliti perlu pula melakukan cara-cara mengukur tingkat kepercayaan atau apa yang biasa disebut dengan istilah reliabilitas. 

1 komentar: