A.
Skoring
Sementara orang
berpendapat bahwa bagian yang paling penting dari pekerjaan pengukuran dengan
tes adalah pengukuran tes. Jika alat tesnya sudah disusun sebaik-baiknya maka
anggapannya sudah tercapailah sebagian besar dari maksudnya. Tentu saja
anggapan itu tidak benar sama sekali. Penyusunan tes baru merupakan satu bagian
dari serentetan pekerjaan mengetes.
Disamping
penyusunan dan pelaksanaan tes itu sendiri, menskor dan menilai merupakan pekerjaan yang menuntut ketekunan
yang luar biasa dari penilai, ditambah dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan
tertentu. Nama lain dari menskor (skoring) adalah memberi angka.
Dalam
hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat digunakan 3 macam alat bantu
yaitu:
1. Pembantu
menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
2. Pembantu
menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci skoring.
3.
Pembantu menentukan angka, disebut
pedoman peniaian.
Keterangan
dan peggunaannya dalam berbagai bentuk tes.
1.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor
untuk tes bentuk betul-salah
Untuk
tes bentuk betul salah(true-false) yang dimaksud dengan kuni jawaban adalah
deretan jawabrsiapkan untuk pertanyaan atau soal soal yang kita susun, sedangkan
kunci skoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat pekerjaan
skoring.
Bentuk
betul salah sebaiknya disusun sedemikian rupa sehingga jumlah jawaban B hampir
sama banyaknya denngan jawaban S, dan
tidak dapat ditebak karena tidak diketahui pola jawabannya.
2.
Kunci jawaban dan pemberian skor untuk
tes berbentuk pilihan ganda
Dengan
tes bentuk pilihan ganda,testee diminta melingkari salah satu huruf di depan
pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda
silang (X) pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.
Untuk
cara menjawab yang pertama,kita gunakan kunci jawaban,misalnya sebagai berikut:
1. c
2. a
3. b
4. b
5. a
6. c
7. a
8. a
9. b
10. c
Dalam
hal menentukan kunci jawaban untuk bentuk ini langkahnya sama dengan soal
bentuk betul salah.Hanya untuk soal yang jumlahnya lebih dari 30 buah,
sebaiknya menggunakan lembar jawaban dan nomor nomor urutannya dibuat
sedemikian rupa sehingga tidak memakan tempat.
Kunci
pemberian skor untuk lembar jawaban misalnya sebagai berikut:
1.
a b
c d
2. a b
c d
3. a
b c d
4. a b
c d
5. a
b c d
6. a b
c d
7. a
b c d
8. a
b c d
9. a b
c d
10. a b
c d
Dalam
rangka menentukan angka untuk tes bentuk pilihan ganda, dikenal 2 macam cara
pula yakni tanpa hukuman dan dengan hukuman. Tanpa hukuman apabila banyaknya
angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.
Dengan hukuman menggunakan rumus:
N =
|
Dimana:
S
= Score
W=Wrong
N
= Banyaknya pilihan jawaban(pada umumnya di indonesia 3, 4, atau 5)
Contoh:
·
Banyaknya soal : 10 buah
·
Banyaknya jawaban yang betul :
8 buah
·
Banyaknya yang salah : 2 buah
·
Banyaknya pillihan : 3 buah
Maka
skornya adalah: 8 -
= 8-1 =7
3.
Kunci jawaban dan pemberian skor untuk
tes bentuk kunci jawaban singkat(short answer test)
Tes bentuk jawaban singkat adalah tes yang
menghendaki jawaban berbentuk kata atau kalimat pendek. Melihat namanya,maka
jawaban untuk tes tersebut tidak boleh berbentuk kalimat kalimat panjang, tetapi
harus sesingkat mungkin dan mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan
inilah maka bentuk tes ini dapat digolongkan ke dalam bentuk tes objektif.
Tes
bentuk isian, dianggap setaraf dengan tes jawab singkat ini.
Kunci
jawaban tes bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan nomornya.
Contoh:
1. Berat
jenis
2. Mengembun
3. Komunitas
4. Populasi
5. Energi
Bagaimana kunci pemberian skornya?
Dengan mengingat yang hanya satu
pengertian saja, maka angka bagi tiap nomor soal mudah ditebak.
Usaha yang dikeluarkan oleh siswa
sedikit, tetapi lebih sulit daripada tes bentuk betul salah atau pilihan
ganda.Sebaiknya tiap soal ndiberi angka dua, dapat juga angka itu kita samakan
dengan angka pada bentuk betul salah ataupilihan ganda, jika memang jawaban
yang diharapkannya ringan atau mudah. Tetapi sebaliknya apabila jawabannya bervariasi
misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkap, maka angkanya dapat dibuat
bervariasi pula misalnya 2;1,5; dan 1
4.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor
untuk tes bentuk menjodohkan(matching)
Pada
dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda, di mana
jawaban dijadikan satu, demikian pula pertanyaan pertanyaannya. Dengan
demikian, maka pilihan jawaban yang dipilih dibuat sedemikian rupa sehingga
jawaban yang satu tidak diperlukan bagi pertanyaan lain.
Kunci
jawaban tes bentuk menjodohkan dapat pula berbentuk deretan jawaban yan
dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh huruf huruf yang terdapat di
dapan alternatif jawaban.
Contoh:
1. Tahun
1922 atau I. F
2. Imam
bonjol atau 2. C
3. Perang
badri atau 3. H
4. Teuku
umar atau 4. A
5. P.Diponegoro
atau 5. B
Telah
dijelaskan bahwa tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda yang
lebih kompleks. Maka angka yang diberikan sebagai juga harus lebih banyak.
e. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk
tes bentuk uraian(essay test)
1. Berdasarkan
pada norma kelompok(norm referenced test)
Sebelum
menyusun sebuah tes uraian sebaiknya
kita tentukan terlebih dahulu pokok pokok jawaban yang dikehendaki.dengan
demikian, maka akan mempermudah kita dalam pekerjaan mengoreksi tes itu.
Tidak
ada jawaban yang pasti terhadap tes bentuk uraian ini. Jawaban yang kita
peroleh akan sangat beraneka ragam,barada dari satu siswa ke siswa lain. Ada
sebuah saran ,langkah langkah apa yang harus kita lakukan pada waktu kita
mengoreksi dan memberi angka tes bentuk uraian.saran tersebut adalah sebagai
berikut:
·
Membaca soal pertama dari seluruh siswa
untuk mengetahui situasi jawaban, kita dapat memperoleh gambaran lengkap
tidaknya jawaban yang diberikan siswa secara keseluruhan.
·
Menentukan angka untuk soal pertama
tersebut.Misalnya jika jawaban lengkap diberi angka 5, kurang sedikit diberi
angka 4, begitu seterusnya.
·
Memberikan angka bagi soal pertama
·
Membaca soal kedua dari seluruh siswa
untuk mengetahui situasi jawaban,dilanjutkan dengan pemberian antuk soal kedua.
·
Mengulangi langkah langkah tersebut bagi
soal soal tes ketiga, dst.
·
Menjumlahkan angka angka yang diperoleh
oleh masing masing siswa untuk tes bentuk uraian
Setelah mempelajari langkah langkah
teersebut kita tahu dengan membaca terlebih dahulu seluruh jawaban yang
diberikan oleh siswa, kita menjadi tahu bahwa tak seorangpun dari siswa yang
menjawab betul untuk suatu nomor soal
2. Berdasarkan
pada standar mutlak(criterion referenced test)
·
Membaca setiap jawaban jawaban yang
diberikan oleh siswa dan dibandingkan dengan kunci jawaban yang telah kita
susun
·
Membubuhkan skor disebelah kiri disetiap
jawaban.ini dilakukan per nomor soal
·
Menjumlahkan skor skor yang telah
dituliskan pada setiap soal, dan terdapatlah skor untuk bagian soal yang
berbentuk uraian
Kesulitan
yang sering dihadapi adalah pada saat pemberian nilai terhadap preestasi
belajar siswa tanpa memberikan skor terlebih dahulu, kesulitan lain adalah
seperti menilai ujian skripsi
Dalam
menentukan niali terhadap tiap tiap aspek ini pun kita dituntut untuk
memberikan pertimbangan yang didasari
oleh kebijaksanaan. Sebenarnya kita dapat mengambil salah satu dari dua
cara:
·
Bertitik tolak dari batas bawah, yaitu
berfikir dari pekerjaan yang paling jelek diberi nilai berapa, kemudian
membandingkan hasil pekerjaan yang kita hadapi dengan nilai batas bawah
tersebut. Dari batas bawah ini kita memberi tambahan nilai sebanyak jarak
antara niali batas bawah dengan pekerjaan mahasiswa, jadi kita barangkat dari
bawah, lalu naik naik.
·
Bertitik tolak dari plafon atau batas
atas. Dengan cara ini kita berfikir megenai kesempurnaan pekerjaan tetapi
diukur menurut ukuran mahasiswa bukan diukur dengan kemampuan dosen atau ahli
yang kita kagumi. Selanjutnya berangkat dari nilai batas atas tersebut kita
kurangkan sedikit sedikit sejauh kesenjangan antara nilai batas dengan
pekerjaan mahasiswa yang kita hadapi.
f. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk
tugas
Kunci
jawaban untuk memeriksa tugas merupakan pokok pokok yan harus termuat dalam
pekerjaan siswa.Hal ini menyangkut kriteria tentang isi tugas
T
olak ukur yang disarankan sebagai ukuran keberhasilan tugas adalah:
1. Ketepatan
penyerahan tugas
2. Bentuk
fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan mahasiswa dlam mengerjakan
tugas
3. Sistematika
yang menunjukkan alur keurutan pikiran
4. Kelengkapan
isi menyangkut ketuntasn penyelesaian dan kepadatan isi
5. Mutu
hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis garis yan sudah ditentukan
oleh dosen
Dalam
mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing masing aspek kriteria
tersebut,misalnya demikian:
A1
– Ketepatan waktu,diberi bobot 2
A2
– Bentuk fisik ,diberi bobot 1
A3
– Sistematika,diberi bobot 3
A4
– Kelengkapan isi,diberi bobot 3
A5
– Mutu hasil,diberi bobot 3
Maka
nilai akhir untuk tugas tersebut,diberikan dengan rumus:
NAT=2 X A1 +1 X A2
+ 3 X A3+ 3 X A4 + 3 X A5
12
NAT adalh nilia akhir tugas
Selain untuk jawaban tes, skoring juga bisa dilakukan untuk menilai
angket. Setelah mengumpulkan angket,semua data yang kembali perlu dinilai
secara tepat dan konsisten,karena setiap angket merefleksikan sosok individu
yang telah memberikan kontribusi dan berpartisipasi dalam menjawab angket yang
telah dikirimkan responden kepada tim peneliti. Kemudian setelah nilai tiap
faktor diketahui maka dilakukan teknik skoring. Teknik skoring dilakukan untuk
memperoleh data kuantitatif. Tahapan dalam terbagi menjadi 4 tahap yaitu :
- Pentabulasian hasil kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
- Penyesuaian nilai dari tiap-tiap faktor dengan skala pengukuran likert yang digunakan.
- Menghitung nilai indeks dari tiap-tiap faktor, dengan cara masing-masing jawaban dikalikan dengan bobot/skoring jawabannya.
- Hasil skoring dikembalikan lagi pada nilai skala respon untuk menghasilkan interpretasi
Setiap
angket harus diskor dengan cara dan kriteria yang sama. Cara menskor yang
paling baik adalah dengan cara manual. Karena lebih teliti dan memiliki sensitivitas
tinggi bila terjadi penyimpangan. Akan tetapi dalam jumlah yang besar seperti
pengambilan skor dari hasil angket ujian masuk ke perguruan tinggi, misalnya
cara yang paling tepat adalah menggunakan jasa komputer. Untuk mencapai tujuan
tersebut, format angket disusun sedemikian rupa sehingga mesin komputer dapat
membaca dengan mudah. Persiapan tersebut termasuk menggunakan pensil tertentu
dan kertas yang format dan besarnya sudah tertentu pula.Prinsip metode
melakukan skoring,baik yang dilakukan dengan manual maupun dengan komputer
adalah sama. Mereka mengelompokkan dari jawaban yang ada dan kemudian
menempatkannya pada tempat yang semestinya.Yang perlu diperhatikan dalam
skoring adalah perlu adanya ketepatan yang tinggi atau dengan kata lain,kesalahan
yang ditimbulkan oleh prosedur skoring harus minimal.
Kompleksitas
proses skoring data pada umumnya tergantung dari jenis angket jawaban yang
kembali yang didalamnya termasuk angket tertutup dan angket terbuka.
Melakukan
skoring dari hasil kuesioner tertutup pada umumnya lebih mudah dan lebih cepat
jika dibandingkan dengan hasil kuesioner yang terbuka atau jawaban bebas.Karena
dengan angket tertutup jawaban sudah diberikan alternatif dengan kelompok
jawaban yang sudah ada.Sehingga peneliti tinggal memasukkannya dalam kriteria
masing-masing.Untuk angket terbuka,jawabannya masih berupa uraian luas. Oleh
karena itu,perlu dilakukan dengan cara disaring dan dikelompokkan menurut jenis
dan kategori jawaban.
Hasil
skoring ini perlu dicek kembali agar memiliki ketepatan yang tinggi. Karena
jika tidak dicek ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam melakukan skoring yang
dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan pada langkah-langkah selanjutnya. Jika
banyak terjadi kesalahan, maka data tidak akan valid lagi dan tidak dapat
diterima. Oleh karena itu pengecekan kembali sangat perlu dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar