Jumat, 26 April 2013

Tes

Tes
Tes adalah suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut. Prestasi atau tingkah laku tersebut dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan intruksional pembelajaran atau tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi yang telah diberikan dalam proses pembelajaran, dan dapat pula menunjukkan kedudukan siswa yang bersangkutan dalam kelompoknya.
Tes sebagai alat evaluasi hasil belajar minimal mempunyai dua fungsi, yaitu:
a)      Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.
b)      Untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

Bentuk-bentuk Tes :
1.      Bentuk Soal Pilihan Ganda
Keunggulan dari bentuk soal pilihan ganda  antara lain adalah :
Ø  Pensekoran mudah, cepat, serta objektif
Ø   Dapat mencakup ruang lingkup bahan atau materi yang luas
Ø  Mampu mengungkap tingkat kognitif rendah sampai tinggi.
Sedangkan kelemahannya antara lain adalah :
v    Menuliskan soalnya relatif lebih sulit dan lama
v    Memberi peluang siswa untuk menebak jawaban
v    Kurang mampu meningkatkan daya nalar siswa.
2. Bentuk Soal Uraian
Keunggulan dari bentuk soal uraian ini, antara lain adalah:
Ø dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan pikiran,
Ø menganalisis masalah, dan mengemukakan gagasan secara rinci
Ø relatif mudah dan cepat menuliskan soalnya
Ø mengurangi faktor menebak dalam menjawab
Sedangkan kelemahan, antara lain adalah:
v jumlah materi (PB/SPB) yang dapat diungkap terbatas
v Pengoreksian atau scoring lebih sukar dan subjektif
v tingkat reliabilitas soal relaitf lebih rendah
Dilihat dari jawaban siswa yang dituntut dalam menjawab atau memecahkan persoalan yang dihadapinya, maka tes hasil belajar dapat dibagi menjadi 3 jenis :
Ø Tes lisan (oral test)
Ø Tes tertulis (written test)
Ø Tes tindakan atau perbuatan (performance test)
Penggunaan setiap jenis tes tersebut seyogyanya disesuaikan dengan kawasan (domain) perilaku siswa yang hendak diukur. Misalnya tes tertulis atau tes lisan dapat digunakan untuk mengukur kawasan kognitif, sedangkan kawasan psikomotorik cocok dan tepat apabila diukur dengan tes tindakan, dan kawasan afektif biasanya diukur dengan skala perilaku, seperti skala sikap.

Pengelompokan Tes Menurut Tujuannya :

a.      Tes Kecepatan (Speed Test)
          Bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testi) dalam hal kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaan yang telah dipelajarinya. Dalam pelaksanaan tes kecepatan  lebih diutamakan waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes itu sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar, cepat dan tepat penyelesaiannya.Tes yang termasuk kategori tes kecepatan misalnya tes intelegensi, dan tes ketrampilan bongkar pasang suatu alat.
b.      Tes Kemampuan (Power Test)
          Bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam mengungkapkan kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan. Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotorik. Soal-soal biasanya relatif sukar menyangkut berbagai konsep dan pemecahan masalah dan menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuannya baik analisis, sintesis dan evaluasi.
c.       Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Bertujuan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh dalam suatu kegiatan. Tes Hasil Belajar (THB), baik itu tes harian (formatif) maupun tes akhir semester (sumatif) bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam suatu kurun waktu tertentu.
d.       Tes Kemajuan Belajar ( Gains/Achievement Test)
Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan yaitu tes untuk mengetahui kondisi awal testi sebelum pembelajaran digunakan pre-tes  dan kondisi akhir testi setelah pembelajaran digunakan post-tes.
e.       Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk mendiagnosis atau mengidentifikasi kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesukaran belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesukaran atau kesulitan belajar tersebut.
f.        Tes Formatif
Tes formatif adalah penggunaan tes hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pembelajaran tertentu.
g.      Tes Sumatif
Tes sumatif bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam sekumpulan materi pelajaran (pokok bahasan) yang telah dipelajari.
Penggolongan berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap, yaitu:
1.      Tes Intelegensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan berfikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test; Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
2.      Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ). Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman belajar dibidang itu.
3.      Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational Interest).
4.      Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Tes Proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian, meneliti berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban tertulis atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola bersikap, bermotivasi atau bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu. Kelemahan Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam menafsirkannya.
5.      Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam menyusun serta mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career maturity).
6.      Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi, jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test) ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
Ditinjau dari segi banyaknya orang yang mengikuti tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
a)         Tes individual, yaitu tes dimana tester hanya berhadapan dengan satu orang testee saja,
b)         Tes kelompok, yaitu tester berhadapan denagn lebih dari satu orang testee.
Ditinjau dari segi waktu yang disediakan, tes dibedakan menjadi:
a)      Power test, yakni waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tes tidak dibatasi,
b)      Speed test, yakni waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tes dibatasi.
Ditinjau dari segi bentuk responnya, tes dibedakan menjadi:
a)      Verbal test, yaitu tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun tulisan,
b)      Nonverbal test, yaitu tes yang menghendaki respon (jawaban) bukan berupa ungkapan kata-kat atau kalimat saja, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku.
Ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara menberikan jawaban , tes dibedakan menjadi:
a)         Tes tertulis, yaitu tester dapat mengajukan butir-butir pertanyaan yang dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawaban juga secara tertulis,
b)         Tes lisan, yaitu tester dapat mengajukan butir-butir pertanyaan yang dilakukan secara lisan dan testee memberikan jawaban juga secara lisan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar