1.
Observasi
Observasi
adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja. Sistematis mengenai fenomena
sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.
Observasi
sebagai alat pengumpul data harus sistematis, artinya observasi dan pencatatannya
harus dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat
diulang kembali oleh peneliti lain. Selain itu, hasil observasi harus memberi
kemungkinan untuk menafsirkannya secara ilmiah. Dalam observasi diusahakan
mengamati keadaan yang wajar atau alami tanpa ada usaha yang disengaja untuk
mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasi. Dalam melakukan observasi diperlukan
pedoman observasi.
Observasi
dilakukan untuk memperoleh informasi tentang perilaku manusia yang terjadi
secara alami. Dengan observasi kita dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang perilaku yang sukar diperoleh dengan metode lain. Observasi juga
dilakukan bila belum banyak informasi yang dimiliki tentang masalah yang kita
teliti. Disamping itu, observasi juga diperlukan untuk menjajaki atau berfungsi
sebagai eksplorasi. (Lufri, 2005 : 109)
Secara garis besarnya
observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Observasi
partisipatif
Observasi
dengan partisipatif artinya bahwa pengamat merupakan bagian dari kelompok yang
ditelitinya, jadi observer ikut aktif berpatisipasi pada aktifitas dalam segala
bentuk yang sedang
diselidiki. Misalnya ia pegawai dalam suatu instansi yang diselidikinya.
Dilihat dari segi
keterlibatan observer pada aktivitas observer dalam bentuk kegiatan, dapat
dibedakan :
a) Partisipasi
sebagian (partical participation)
Adanya
suatu proses kegiatan yang berantai, observer hanya mengambil sebagian yang
dianggap perlu untuk dilakukan pengamatan. Pada bagian tertentu tugas pengumpul
data melalui observasi ini perhatiannya disentralkan pada pokok obyeknya.
b) Partisipasi
penuh (full participation)
Pengamat
selalu mengambil bagian dengan melibatkan di dalamnya dari serangkaian proses
tanpa melihat untuk membedakan mana moment-moment yang dianggap penting dan kurang
penting. Observer melibatkan sepenuhnya kedalam obyeknya. Misalnya ingin
melihat dari dekat tentang kehidupan orang-orang gelandangan (tuna wisma) yang
tinggal dikolong jembatan. Keinginan untuk melihat suatu kehidupan ini yang
dilakukan dengan observasi penuh,
observer harus bertindak pula kedalamnya tanpa menimbulkan kecurigaan bagi yang
lain. Peneliti dengan observasi penuh ini memerlukan ketabahan dan keahlian
dalam menyamar pada obyeknya tanpa timbul kesan dibuat-buat. (Joko Subagyo,
1991 : 64)
2) Observasi
Non partisipatif
Observasi
non partisipatif artinya pengamat bukan bagian dari kelompok yang diteliti,
misalnya ia mengamati para pegawai suatu lembaga pendidikan, tetapi ia bukanlah
pegawai dalam instansi itu. ( Lufri, 2005 : 109)
Contoh
lembar observasi:
No
|
Aspek-aspek
yang dinilai
|
Minggu-1
|
Minggu-2
|
Minggu-3
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Perhatian
mahasiswa terhadap metode pembwlajaran dosen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Aktivitasmahasiswa
mempelajari buku sumber
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Aktivitas
mahasiswa menggunakan fasilitas yang ada (media gambar, media model)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Kesungguhan
mengerjakan perlatihan problem solving dan peta konsep
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Aktivitas
mahasiswa bertanya kepada dosen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Aktivitas
mahasiswa berdiskusi dengan teman
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Aktivitas/perilaku
lain yang terjadi di dalam kelas
·
Ketenangan kelas
·
Mahasiswa meninggalkan kelas
·
Mahasiswa kebingungan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Catatan
:
5.
Sangat tinggi Observer
4.
Tinggi
3.
Sedang
2.
Rendah
1.
sangat rendah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar